CIGOMBONG – Puskesmas Ciburayut sebagai salah satu pusat kesehatan masyarakat yang berperan vital di wilayahnya, telah meluncurkan program inovatif bernama PENJAS TB "Penjaringan Sasaran Tuberculosis". Program ini diinisiasi sebagai tanggapan terhadap meningkatnya kasus Tuberkulosis (TB) di wilayah kerja Puskesmas Ciburayut, yang kini menjadi perhatian serius bagi masyarakat dan tenaga medis. Di bawah arahan Kepala Puskesmas Ciburayut, Arief Fadhilah, program PENJAS TB dirancang untuk memperkuat upaya pencegahan, deteksi dini, dan penanganan TB secara komprehensif. Berdasarkan data terbaru, pada tahun 2022, terdapat 85 kasus TB di wilayah ini, angka yang menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan. "Program PENJAS TB mengusung berbagai komponen kunci untuk memerangi TB. Tim medis Puskesmas Ciburayut secara aktif melakukan penjaringan di komunitas untuk mengidentifikasi individu yang berisiko tinggi terkena TB melalui metode seperti wawancara medis dan pemeriksaan fisik. Selain itu, program ini juga menyelenggarakan pemeriksaan rutin TB di berbagai tempat strategis, seperti posyandu, guna memperluas jangkauan layanan kesehatan, jelas Arief. Selain upaya di lapangan, Puskesmas Ciburayut juga memanfaatkan media sosial dan kegiatan penyuluhan di sekolah, tempat ibadah, serta posyandu untuk menyebarkan informasi tentang TB kepada masyarakat. Dengan pendekatan holistik yang berbasis teknologi, program ini bertujuan untuk meningkatkan deteksi dini, diagnosis yang tepat, dan pengobatan TB. Puskesmas Ciburayut bercita-cita menciptakan lingkungan yang bebas dari TB di wilayah kerjanya. Melalui kolaborasi yang kuat antara tenaga medis, kader kesehatan, dan masyarakat, Puskesmas Ciburayut optimis bahwa program PENJAS TB dapat membawa perubahan nyata dan mencapai visi bersama untuk menciptakan komunitas yang sehat dan bebas dari TB.