CIBINONG-Pengenalan literasi dan numerasi pada anak usia dini bukan dengan metode drilling atau paksaan, melainkan dengan cara yang menyenangkan seperti bermain sambil belajar. Literasi dan numerasi merupakan kemampuan yang sangat penting yang perlu dibangun sejak anak usia dini. Hal ini dikatakan Ketua TP PKK Kabupaten Bogor, Halimatu Sadiyah Iwan, pada pembukaan Workshop Penguatan Literasi dan Numerasi bagi Guru Taman Kanak-Kanak dan Pelaksanaan Kurikulum Merdeka Belajar Melalui Bermain dan Bernyanyi, di Gedung Tegar Beriman, Cibinong, Senin (6/6). “Literasi dan numerasi merupakan dasar kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sebagai pondasi untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya dan agar anak mampu berkomunikasi dan bersosialisasi dengan baik di masyarakat,” kata Halimatu Sadiyah. Literasi di Indonesia cukup memprihatinkan, data The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) tahun 2017, dari total 61 negara, Indonesia di peringkat 60 dengan tingkat literasi rendah, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca. “Sangat penting untuk mengarahkan anak sejak usia dini agar gemar berliterasi dan membuat anak merasa bahwa membaca adalah suatu hal yang menyenangkan,” terang Halimatu. Di sisi lain, akselerasi transformasi digital telah menimbulkan tantangan cukup kompleks pada dunia pendidikan dan berdampak negatif bagi anak-anak usia sekolah. Saat ini, kebanyakan anak lebih suka bermain gadget daripada membaca. Padahal membaca tidak harus dengan buku yang serius. Bisa berita, komik, novel, dan platform digital juga merupakan bagian dari literasi. “Disinilah peran dan kolaborasi guru dan orang tua, seperti apa kegiatan berliterasi di sekolah, kemudian setelah pulang ke rumah, apakah di ruang keluarga ada buku-buku. Apakah orang tua mendampingi, apakah setiap hari orang tuanya juga membaca, ini harus menjadi perhatian,” ujar Halimatu. Sebagai Ketua TP PKK Kabupaten Bogor, Halimatu Sadiyah selalu mendorong para kader PKK sekaligus sebagai bunda literasi dan bunda PAUD untuk mampu menumbuhkembangkan perilaku gemar membaca dan membangun kesiapan anak usia dini untuk mempersiapkan diri dalam pendidikan dasar. Sekaligus memperhatikan peningkatan gizi dan tumbuh kembang anak sejak dini. “Saya berharap bersama-sama IGTKI-PGRI kita dapat terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi dalam meningkatkan kualitas literasi dan numerasi generasi masa depan,” tandas Halimatu Sadiyah. Mewakili Pemerintah Kabupaten Bogor, Kepala Bidang Dikmas PAUD, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor, Agus Suhendi menuturkan, pendidikan literasi dan numerasi merupakan hal yang sangat esensial bagi anak usia dini sebagai pondasi untuk membangun kemampuan literasi dan numerasi di jenjang pendidikan berikutnya. “Tentunya pembelajarannya harus dilakukan dengan metode yang menyenangkan, belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar, bukan dengan paksaan,” tutur Agus. Sementara itu Ketua IGTKI Kabupaten Bogor, Riatmi menjelaskan, peserta yang mengikuti workshop hari ini sebanyak 550 orang, dan akan dilaksanakan kembali pada hari Rabu (8/6). Workshop ini sangat penting, karena saat ini anak-anak sangat membutuhkan metode belajar yang kekinian. “Terima kasih kepada Pemkab Bogor yang sudah mendukung kegiatan ini, mudah-mudahan sinergi antara IGTKI dengan TP PKK Kabupaten Bogor, Pemkab Bogor dan seluruh stakeholder bisa terus terjalin”, jelas Riatmi. Disisi lain, Pemkab Bogor berharap, IGTKI-PGRI dapat terus meningkatkan kualitas layanan PAUD dan menguatkan sinergi dan kolaborasi bersama tim penggerak PKK sekaligus bunda PAUD dan bunda literasi untuk menciptakan pola pembelajaran yang kreatif, inovatif sekaligus menyenangkan. Dengan memanfaatkan perangkat teknologi untuk meningkatkan literasi dan numerasi bagi anak-anak dan mendukung tercapainya Karsa Bogor Cerdas dan terwujudnya visi Kabupaten Bogor termaju, nyaman dan berkeadaban.