CIBINONG – Bupati Bogor, Rudy Susmanto tengah menyusun langkah strategis untuk meningkatkan konektivitas transportasi warganya ke Jakarta dengan mengembangkan sistem transportasi terintegrasi berbasis listrik. Inisiatif ini mencakup integrasi antara TransJakarta, KRL Commuter Line, dan layanan feeder berbasis kendaraan listrik.
Bupati Bogor, Rudy Susmanto menjelaskan, langkah ini merupakan bagian dari upaya menciptakan transportasi publik yang efisien, nyaman, dan ramah lingkungan bagi masyarakat Bogor.
Hal itu ia sampaikan usai melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, di Jakarta, Selasa (8/7). Hadir mendampingi Bupati Bogor, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) dan Plt.Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang).
“Kita ingin menghadirkan transportasi massal yang benar-benar bisa menjadi pilihan utama warga, khususnya bagi mereka yang setiap hari berangkat ke Jakarta. Kunci utamanya adalah integrasi dan kemudahan akses,” ujar Rudy.
Rudy menjelaskan, saat ini TransJakarta sudah menjangkau wilayah perbatasan Kabupaten Bogor seperti Cibinong dan Sentul. Namun, belum ada moda pengumpan (feeder) yang efektif menghubungkan kawasan permukiman ke titik-titik layanan utama seperti stasiun KRL dan halte busway.
“Kita butuh kendaraan feeder berbasis listrik yang bisa masuk ke perumahan dan mengantarkan warga ke stasiun atau halte TransJakarta. Dengan sistem ini, warga tidak perlu lagi membawa kendaraan pribadi ke Jakarta,” tambahnya.
Tak hanya fokus pada efisiensi, Pemkab Bogor juga mengedepankan keberlanjutan lingkungan. Sistem feeder dirancang menggunakan kendaraan listrik sebagai bentuk komitmen terhadap pengurangan emisi dan pencemaran udara.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor, Bayu Ramawanto mengungkapkan, sejumlah titik sudah dipetakan untuk pengembangan jaringan feeder, seperti Sentul Selatan dan Pancakarsa. Lokasi-lokasi tersebut dinilai memiliki kepadatan mobilitas tinggi dan pertumbuhan permukiman yang signifikan.
“Jalur-jalur feeder ini nantinya akan terkoneksi langsung dengan stasiun KRL maupun koridor TransJakarta. Kita juga tengah menyusun konsep bus wisata listrik lintas wilayah yang mencakup Bogor, Depok, dan sekitarnya,” ungkap Bayu.
Bayu menerangkan, salah satu rute awal yang sedang dikaji adalah Kebun Raya Bogor–Pakansari–Margonda, sebagai koridor wisata sekaligus penghubung utama tiga wilayah aglomerasi.
“Transisi ini harus berjalan mulus dan inklusif. Kita libatkan Organda supaya tidak ada yang merasa dirugikan. Insya Allah, tahun depan sudah mulai diuji coba,” tutup Bayu.
Untuk merealisasikan rencana ini, Pemkab Bogor akan menyusun kajian pada APBD Perubahan 2025. Uji coba layanan dijadwalkan berlangsung pada tahun 2026, dengan melibatkan organisasi angkutan darat (Organda) guna mengakomodasi kepentingan para pelaku transportasi yang telah beroperasi.