Cibinong, Kompim – Rudy Susmanto Bupati Bogor, yang didampingi oleh Ade Ruhandi Wakil Bupati Bogor, Sekretaris Daerah Ajat Rochmat Jatnika, beserta jajaran, memimpin Rapat Perencanaan Penanaman Pohon di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung dan Cikeas, yang digelar di Pendopo Bupati Bogor, pada Senin (3/11/2025). Rapat ini membahas kesiapan teknis dan koordinasi lintas pihak dalam rangka kegiatan Penanaman Vegetasi Serentak yang direncanakan berlangsung pada 13 November 2025 sebagai bagian dari upaya penanggulangan bencana dan pemulihan lingkungan di wilayah DAS kritis.

Dalam arahannya, Rudy Susmanto menekankan pentingnya memastikan seluruh aspek legal dan teknis kegiatan telah siap sebelum pelaksanaan. “Pastikan dahulu venue-nya, terutama perizinannya. Jangan sampai kita buat acara di suatu tempat tapi izinnya belum lengkap, termasuk Amdal dan sebagainya,” tegasnya.

Rudy juga menyarankan agar kegiatan penanaman dilakukan tidak hanya di titik seremonial, tetapi menyeluruh di sepanjang bantaran sungai, melibatkan seluruh objek wisata dan hotel yang berada di sepanjang aliran sungai dari puncak hingga hilir.

Selain di bantaran sungai, lokasi penanaman juga rencananya akan dilakukan di Kecamatan Cileungsi, khususnya wilayah Bojong Kulur yang kerap terdampak banjir akibat hilangnya vegetasi alami di sekitar sungai. Menurut Rudy, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Bogor akan menyiapkan anggaran khusus untuk kegiatan ini bersama Forkopimcam Bojong Kulur, serta dengan dukungan dari BNPB, TNI, pengusaha, dan masyarakat.

Lebih lanjut, Pemkab Bogor bersama Kodim 0621 juga akan melaksanakan penanaman di lahan seluas 8 hektare di Pancawati dan 28 hektare di Megamendung, yang menjadi bagian dari program penanaman vegetasi serentak. 

Sebagai tindak lanjut, Rudy menuturkan bahwa Pemkab Bogor juga akan mulai membangun hutan kota di 40 kecamatan, dengan target minimal 1 hektare per kecamatan. Dari rencana kebijakan tersebut, diharapkan akan terbentuk sekitar 83,5 hektare area hijau baru, yang mana belum termasuk dukungan dari BNPB dan pengusaha. Setiap hotel dan objek wisata di bantaran sungai pun diharapkan diwajibkan ikut serta dengan minimal 1.000 pohon per lokasi, sebagai bentuk tanggung jawab lingkungan.

Rudy  juga mengingatkan pentingnya penataan wisata di area bantaran sungai agar tidak menimbulkan risiko bencana. “Banyak tempat wisata di bantaran sungai yang tampak indah, tapi berisiko tinggi saat arus deras datang. Kita harus pelan-pelan menata agar aman dan tetap lestari,” ujarnya.

Untuk jenis tanaman, pemerintah daerah akan memprioritaskan tanaman lokal, namun juga menanam pohon balsa dan jagung sebagai tanaman cepat tumbuh untuk mempercepat penghijauan. Pola tanamnya akan dikombinasikan agar hasilnya terlihat hijau dalam waktu singkat, sembari tetap melestarikan tanaman asli setempat.

Kegiatan ini pun diharapkan menjadi contoh sinergi antara pemerintah, pengusaha, TNI, dan masyarakat dalam menghijaukan kembali kawasan DAS di wilayah Ciliwung dan Cikeas.

“Kita ingin bukan hanya menanam, tapi juga merawat. Masyarakat sekitar bisa diberdayakan untuk memelihara pohon selama satu tahun, hingga kawasan sungai benar-benar hijau dan hidup kembali,” pungkasnya. (nps – ed.swa)